Trik Cara Mendapatkan Iphone Di Flash Sale 1212

Gambar
Khusus hari ini untuk pembelian domain id seharga rp 120000tahun. Tapi tentu saja jika ingin mendapatkan promo flash sale anda harus memiliki strategi untuk mendapatkan produk incaran yang banyak diperebutkan ini. 8 Cara Mendapat Flash Sale Shopee Tips Trik 2020 Carabelanja Id Beberapa syarat pokok di tentukan oleh shopee diantaranya adalah sebagai berikut. Trik cara mendapatkan iphone di flash sale 1212 . Mengunggah produk yang banyak dicari atau unik harga produk kompetitif. Promo flash sale terbaru untuk semua seller dan terbuka untuk melakukan promosi produk artinya seller bisa saja tidak mengikuti flash sale apabila ada undangan dari shopee. Yuk ikuti flash sale 1212. Berikut 8 trik yang bisa anda ikuti untuk mendapatkan produk impian di flash sale harbolnas. Kejutan di akhir tahun untuk semua pelanggan setia exabytes exabytes akan berpartisipasi dalam harbolnas tahun ini. Kejutan akhir tahun di flash sale 1212 masih ber

KEBAIKAN, KEBAJIKAN DAN KEBAHAGIAAN

A. Kebaikan

1.  Tidak   semua   kebaikan   merupakan   kebaikan   akhlak.   Suatu tembakan yang “baik” dalam pembunuhan, dapat merupakan perbuatan akhlak yang buruk. Secara umum kebaikan adalah sesuatu yang diinginkan, yang diusahakan dan menjadi tujuan manusia.  Tingkah  laku  manusia  adalah  baik  dan  benar,  jika tingkah laku tersebut menuju kesempurnaan manusia. Kebaikan disebut nilai (value), apabila kebaikan itu bagi seseorang menjadi yang konkrit.
2.   Manusia menentukan tingkah lakunya untuk tujuan dan memilih jalan yang ditempuh.
Pertama kali  yang timbul  dalam  jiwa adalah tujuan itu,  dalam pelaksanaannya  yang pertama diperlukan adalah jalan-jalan itu. Jalan yang ditempuh mendapatkan nilai dari tujuan akhir.
Tujuan harus ada, supaya manusia dapat menentukan tindakan pertama. Kalau tidak, manusia akan hidup secara serampangan. Tetapi bisa juga orang mengatakan hidup secara serampangan menjadi tujuan hidupnya. Akan tetapi dengan begitu manusia tidak akan  sampai  kepada  kesempurnaan  kebaikan  selaras  dengan derajat manusia.
Manusia harus mempunyai tujuan akhir untuk arah hidupnya.
3. Untuk tiap manusia, hanya terdapat satu tujuan akhir. Seluruh manusia mempunyai sifat serupa dalam usaha hidupnya, yaitu menuntut kesempurnaan.
Tujuan   akhir   selamnya   merupakan   kebaikan   tertinggi,   baik manusia itu mencarinya dengan kesungguhan atau tidak. Tingkah laku atau perbuatan menjadi baik dalam arti akhlak, apabila membimbing manusia ke arah tujuan akhir, yaitu dengan melakukan perbuatan yang membuatnya baik sebagai manusia.
4.   Kesusilaan
a.   Kebaikan   atau   keburukan   perbuatan   manusia   Objektif, Subjektif, Batiniah, Lahiriah
-    Keadaan perseorangan tidak dipandang.
-    Keadaan perseorangan diperhitungkan.
- Berasal    dari    dalam    perbuatan    sendiri    (Kebatinan, Instrinsik).
-    Berasal   dari   perintah   atau   larangan   Hukum   Positif
(Ekstrintik).
Persoalannya : Apakah seluruh kesusilaan bersifat lahiriah dan menurut tata adab saja ataukah ada kesusilaan yang batiniah yaitu : yang terletak dalam perbuatan sendiri.
b.   Unsur-unsur yang menentukan kesusilaan
Ada 3 unsur :
1)  Perbuatan itu sendiri, yang dikehendaki pembuat ditinjau dari sudut kesusilaan.
2)  Alasan (motif). Apa maksud  yang dikehendaki  pembuat dengan  perbuatannya.  Apa  dorongan  manusia melaksanakan perbuatannya.
3) Keadaan, gejala tambahan yang berhubungan dengan perbuatan itu.
Seperti : Siapa, Di mana, Apabila, Bagaimana, Dengan alat apa, Apa, dan lain sebagainya.
c.   Penggunaan Praktis
1) Perbuatan yang dengan sendirinya jahat, tak dapat menjadi baik atau netral karena alasan atau keadaan. Biarpun mungkin taraf keburukannya dapat berubah sedikit, orang tak boleh berbuat jahat untuk mencapai kebaikan.
2) Perbuatan yang baik, tumbuh dalam kebaikannya, karena kebaikan  alas  an  dan  keadaannya.  Suatu  alasan  atau keadaan yang jahat sekali, telah cukup untuk menjahatkan perbuatan. Kalau kejahatan itu sedikit, maka kebaikan perbuatannya hanya akan dikurangi.
3)  Perbuatan netral memperoleh kesusilaannya, karena alasan dan  keadaannya.  Jika  ada  beberapa  keadaan,  baik  dan jahat,  sedang  perbuatan  itu  sendiri  ada  baik  dan  jahat,
sedang perbuatan itu sendiri ada baik atau netral, dipergunakan “Asas Akibat Rangkap”, yang tidak berlaku bagi alasan atau maksud, karena itu selamanya dikehendaki langsung.
d.  Dalam  praktek,  tak  mungkin  ada  perbuatan  kemanusiaan netral, sebabnya perbuatan itu setidak-tidaknya secara implisit mempunyai tujuan. Kesusilaan tidak semata-mata hanya tergantung pada maksud dan kemauan baik, orang harus menghendaki kebaikan. Perbuatan lahiriah, yang diperintahkan kemauan baik, didasari oleh kemauan perbuatan batiniah.


B.  Kebajikan
1. Kebiasaan  (habit)  merupakan  kualitas  kejiwaan,  keadaan  yang tetap, sehingga memudahkan pelaksanaan perbuatan.
Kebiasaan  disebut  “kodrat  yang  kedua”.  Ulangan  perbuatan
memperkuat kebiasaan, sedangkan meninggalkan suatu perbuatan atau melakukan perbuatan yang bertentangan akan melenyapkan kebiasaan.
Kebiasaan  dalam  pengertian  yang sebenarnya  hanya ditemukan pada manusia, karena hanya manusia yang dapat dengan sengaja, bebas, mengarahkan kegiatannya.
2.   Kebiasaan yang dari sudut kesusilaan baik dinamakan kebajikan (virtue), sedangkan yang jahat, buruk, dinamakan kejahatan (vice). Kebajikan adalah kebiasaan yang menyempurnakan manusia. “Kebajikan adalah pengetahuan, kejahatan ketidaktahuan. Tidak ada orang berbuat jahat dengan sukarela” (Socrates). “Keinginan manusia dapat menentang akal, dan akal tidak mempunyai kekuasaan mutlak atas keinginan, kecuali kekuasaan tidak langsung. Keinginan harus dilatih untuk tunduk kepada budi”. (Aristoteles).
3.   Kebajikan  budi  menyempurnakan  akal  menjadi  alat  yang  baik untuk menerima pengetahuan. Bagi budi spekulatif kebajikan disebut pengertian, pengetahuan.
Bagi budi praktis disebut kepandaian, kebijaksanaan. Kebajikan kesusilaan menyempurnakan keinginan, yaitu dengan cara tengah.
4.   Kebajikan   pokok,   adalah   kebajikan   susila   yang   terpenting, meliputi :
a)  Menuntut  keputusan  budi  yag benar  guna memilih  alat-alat
dengan tepat untuk tujuan yang bernilai (kebijaksanaan).
b)  Pengendalian     keinginan     kepada     kepuasan     badaniah
(pertahanan/pengendalian hawa nafsu inderawi).
c)  Tidak menyingkir dari kesulitan (kekuatan).
d)  Memberikan hak kepada yang memilikinya (keadilan).




C.   Kebahagiaan
1.   Kebahagiaan Subjektif
a)   Manusia  merasa  kosong,  tak  puas,  gelisah,  selama keinginannya tak terpenuhi.
Kepuasan yang sadar, yang dirasakan seseorang karena keinginannya memiliki kebaikan sudah terlaksana, disebut kebahagiaan. Ini merupakan perasaan khas berakal budi. Kebahagiaan sempurna terjadi, karena kebaikan sempurna dimiliki secara lengkap, sehingga memenuhi seluruh keinginan kita, yang tidak sempurna/berisi kekurangan.
b) Seluruh  manusia  mencari  kebahagian,  karena  tiap  orang berusaha memenuhi keinginannya. Kebahagiaan merupakan dasar alasan, seluruh perbuatan manusia. Tetapi terdapat perbedaan   tentang   apa   yang   akan   menjadi   hal   yang memberikan kebahagiaan.
Biarpun seseorang memilih kejahatan, tetapi secara implisit ia memilihnya untuk mengurangi ketidakbahagiaan.
c)  Apakah kebahagiaan sempurna dapat dicapai ?
Kaum Ateis, kalau konsekuen, harus mengatakan kebahagiaan sempurna itu tidak ada. Karena mereka semata-semata membatasi kehidupan pada duniawi dan mengingkari hal yang bersifat supra-natural.
Beberapa jalan fikiran yang perlu dipertimbangkan, yang menganggap kebahagiaan sempurna itu dapat dicapai, adalah :
1) Manusia mempunyai keinginan akan bahagia sempurna.
2)  Keinginan  tersebut  merupakan  bawaan  kodrat  manusia, yang merupakan dorongan pada alam rohaniah yang bukan sekedat efek sampingan.
3)  Keinginan tersebut berasal dari sesuatu yang transenden.
4) Sifat bawaan tersebut dimaksudkan untuk mencapai kesempurnaan yang sesuai dengan harkat manusia.

d)  Pada manusia terdapat pula keinginan yang berasal dari nafsu-
serakahnya.
Sehingga  seringkali  menutup  keinginan  menutup  keinginan yang berasal dari sanubarinya.

2.   Kebahagiaan Objektif
a) Manusia berusaha melaksanakan dalam dirinya suasana kebahagiaan (sempurna) yang tetap. Ini tujuan subjektif bagi manusia.
Pertanyaan : Apakah objek yang dapat memberikan kepada manusia  suasana  kebahagiaan  sempurna  ?.  Apakah  tujuan akhir manusia yang bersifat lahiriah dan objektif ?
Terdapat berbagai aliran :
1)  Hedonisme
Kebahagiaan adalah kepuasaan jasmani, yang dirasa lebih insentif dari kepuasan rohaniah.
2)  Epikurisme
Suasana kebahagiaan, ketentraman jiwa, ketenangan batin, sebanyak mungkin menikmati, sedikit mungkin menderita. Oleh sebab itu harus membatasi keinginan, cita-cita yang baik adalah menghilangkan keinginan yang tak dapat dicapai.
3)  Utilitarisme
Kebahagiaan adalah faedah bagi diri sendiri maupun masyarakat.
Jeremy Bentham (1748-1832) Bersifat utilitaris kepada kependidikan umum, tetapi karena masih mengingat kepentingan individu sebagai anggota masyarakat- ukurannya kuantitatif.
John Stuart Mill (1806-1873)
Utilitarisme telah mencapai perkembangan sepenuhnya yang bersifat altruistik. Tiap orang harus menolong untuk kebahagiaan tertinggi, bagi manusia banyak-ukurannya kualitatif.
4)  Stoisisme (Mazhab Cynika Antisthenes)
Kebahagiaan adalah melepaskan diri dari tiap keinginan, kebutuhan, kebiasaan, atau ikatan. Kebahagiaan tidak terlepas pada hal tersebut. Tidak terletak dalam kepuasan, tetapi pada “orang merasa cukup dengan dirinya sendiri” (Sutarkeia) ini merupakan kebaikan dan kebajikan. Terikat pada pribadi sendiri itu, adalah sifat  yang dihargai oleh Stoa, intisari manusia dianggap manifestasi Logos (budi). Semangat ini pertama kali berkembang tahun 300 Masehi di Athena.
5)  Evolusionisme
Tujun  akhir  manusia  sebagai  evolusi  ke  arah  puncak tertinggi yang belum diketahui bentuknya. Evolusionisme merupakan  ajaran  kemajuan,  pertumbuhan,  yang  selalu dilakukan manusia, kendatipun tujuan terakhir tak dikenal. Herbert     Spencer     (1820-1903) 

b).  Untuk pengertian yang benar orang harus memikirkan :
1)  Kebahagiaan  sempurna  tidak  berarti  kebahagiaan  yang tidak terbatas, objek tak terhingga tidak dimiliki dengan cara yang tak terhingga.
2)  Kodrat akal manusia terbatas, kekuatannya setiap saat juga terbatas.   Tetapi   datangnya   kekuatan   akal   selalu   tak terbatas, dan tak dapat terpenuhi dengan baik. Hanya yang tak berhingga yang dapat memenuhinya. Dalam hidup di dunia ini pengetahuan kita masih gelap dan tidak tetap, sehingga kebahagiaan yang sempurna tidak tercapai. Pengetahuan yang semakin sempurna akan tumbuh persesuaian dengan peraturan Tuhan.
3) Objek kebahagiaan yang tarafnya rendah turut serta mengalami kebahagiaan dari yang bertaraf lebih tinggi. Intisari kebahagiaan terdiri dari kepuasaan akal dan kepuasan kehendak karena memiliki Tuhan. Kepuasan lainnya hanya merupakan cabang kebahagiaan yang menambah kebahagiaan pokok.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trik Cara Mendapatkan Iphone Di Flash Sale 1212

PROFESIONALISME KERJA

IQ, EQ, dan CQ